Penemu Asal Israel: Sepeda Karton Dapat Mengubah Dunia
Seorang penemu asal Israel mengatakan, sebuahmengubah kebiasaan bertransporta
sepeda seluruhnya terbuat
dari karton berpotensi
si mulai dari
kota yang paling padat hingga termiskin di Afrika.
Izhar Gafni
(50) merupakan seorang ahli perancangan produk otomatis yang diproduksi
secara massal. Ia peminat sepeda amatir yang selama bertahun-tahun
bermain dengan sebuah ide untuk membuat sepeda dari karton.
Prototipe
terbarunya telah terbukti berhasil dan produksi massal akan segera
dimulai dalam beberapa bulan ke depan, demikian Izhar kepada Reuters.
“Saya
selalu tertarik menerapkan teknologi yang tidak biasa ke dalam
bahan-bahannya dan saya melakukan usaha ini dalam beberapa kesempatan.
Namun ini adalah puncak dari beberapa hal yang datang secara bersamaan.
Saya bekerja selama empat tahun untuk merombak titik lemah dari struktur
yang terbuat dari karton ini,” ujar Gafni.
“Membuat sebuah kotak
karton itu mudah dan bisa sangat kuat dan tahan lama, namun untuk
membuat sepeda sangatlah sulit dan saya harus mencari cara yang tepat
untuk melipat karton dalam beberapa arah yang berbeda. Perlu waktu 1,5
tahun, dengan banyak percobaan dan kegagalan hingga akhirnya saya
berhasil membuatnya sempurna.”
Karton, terbuat dari bubur kayu,
ditemukan pada abad ke-19 sebagai pembungkus yang kuat untuk membawa
barang-barang yang berharga. Karton sangat jarang dijadikan sebagai
bahan mentah untuk barang-barang yang biasanya terbuat dari bahan yang
lebih kuat seperti logam.
Setelah
lekukan dibentuk dan dipotong, karton digabungkan dengan campuran
rahasia yang terbuat dari bahan-bahan organik agar tahan air dan api. Di
tahap akhir, karton dilapisi dengan pernis untuk mempercantik
penampilan.
Dalam uji ketahanan yang dilakukan terhadap karton
yang sudah diproses tersebut, Gafni menjelaskan bahwa ia mencelupkan
bagian dari sepeda itu ke dalam air selama beberapa bulan, dan semua
karakteristik keras karton itu tetap bertahan.
Setelah siap
diproduksi, sepeda tidak akan menggunakan bagian yang terbuat dari
logam. Bahkan mekanisme pengereman, roda dan pedal akan dibuat dari
bahan-bahan yang didaur ulang. Gafni mengatakan, ia belum bisa
mengungkapkan semua rinciannya karena masalah paten yang masih tertunda.
“Saya
berulang kali terkejut dengan betapa kuatnya bahan ini, sangat luar
biasa. Setelah kami siap memproduksinya, sepeda ini sama sekali tidak
akan dilengkapi dengan bahan-bahan dari logam,” ujar Gafni.
Bengkel
milik Gafni yang merupakan sebuah gudang usang, adalah tempat beberapa
penemuan legendaris dilahirkan. Bengkel tersebut dipenuhi oleh peralatan
dan bagian sepeda serta karton yang tersebar di seluruh ruangan.
Salah
satu model pertamanya adalah sebuah sepeda dorong yang ia buat sebagai
mainan untuk anak perempuannya dan masih dimainkan hingga beberapa bulan
kemudian.
Gafni memiliki beberapa sepeda mahal yang menurutnya
bernilai hingga ribuan dolar, namun saat ciptaannya itu diproduksi
secara masal, sepeda tersebut hanya dihargai tidak lebih dari AS$20
(Rp191 ribu). Harga bahan-bahan yang digunakannya diperkirakan hanya
sebesar AS$9 (setara Rp86 ribu) per unit.
“Saat kami memulai,
kira-kira 1,5 hingga 2 tahun lalu, kami ditertawakan orang. Namun kini
kami mendapatkan puluhan email setiap hari yang menanyakan lokasi untuk
bisa membeli sepeda semacam itu, sehingga ini membuat saya sangat
berharap akan sukses,” ujarnya.
Prototipe sepeda tersebut masih sangat kaku, namun secara umum tidak berbeda dengan sepeda biasa.
Perubahan sejati
Nimrod
Elmish, yang merupakan rekan bisnis Gafni, mengatakan bahwa karton dan
bahan-bahan daur ulang lainnya bisa membuat perubahan besar dalam aturan
produksi saat ini karena bantuan dan diskon hanya akan diberikan untuk
produksi lokal dan tidak akan ada pengaruh honor tenaga kerja terhadap
harga sepeda.
“Ini adalah perubahan yang sesungguhnya. Ini
mengubah... cara produk dibuat dan dikirimkan, dan membuat pabrik dapat
didirikan di mana pun daripada memindahkan produksi ke wilayah yang
memiliki tenaga kerja yang murah, segalanya yang kita ketahui dalam
dunia produksi akan berubah,”katanya.
Elmish mengatakan, sepeda
yang terbuat dari karton akan dibuat secara besar-besaran dalam produksi
barang otomatis dan akan dilengkapi dengan tenaga kerja yang terdiri
dari para pensiunan dan penyandang cacat.
Elmish
mengatakan bahwa model bisnis yang telah mereka buat itu memiliki arti
bahwa dengan diskon terhadap bahan-bahan yang “ramah lingkungan” akan
secara keseluruhan memangkas biaya produksi dan sepeda-sepeda tersebut
dapat diberikan secara gratis di negara-negara miskin.
“Para
produsen akan menerima banyak keuntungan finansial dari iklan. Misalnya
dari perusahaan multinasional yang akan membayar logo mereka untuk bisa
disertakan ke dalam iklan,” jelasnya.
“Karena Anda mendapatkan
banyak bantuan dari pemerintah, maka akan semakin menurunkan biaya
produksi hingga nol, sehingga sepeda dapat diberikan secara gratis. Kami
meniru sebuah model bisnis dari negara-negara yang memiliki teknologi
tinggi saat perangkat lunak didistribusikan secara gratis karena
melayani iklan,” jelas Elmish.
“Sepeda tersebut dapat dijual
seharga AS$20 (setara Rp191 ribu), karena pengecer harus mendapatkan
keuntungan. Kami rasa sepeda itu tidak boleh berharga lebih tinggi dari
itu. Kita akan akan menghasilkan uang dari iklan,” tambahnya.
Elmish
mengatakan bahwa produksi awal akan dimulai di Israel dalam beberapa
bulan ke depan dengan membuat tiga model sepeda dan kursi roda yang akan
dapat dibeli pada tahun ini.
“Dalam enam bulan ini, kami akan
menyelesaikan rencana produksi awal untuk sebuah sepeda urban yang akan
dilengkapi dengan sebuah motor elektrik, sebuah sepeda untuk anak akan
dibuat 2/3 dari ukuran biasa untuk anak-anak di Afrika, sebuah sepeda
keseimbangan bagi anak-anak yang ingin belajar untuk mengendarai sepeda
dan kursi roda yang sebuah organisasi nirlaba ingin membuatnya dengan
teknologi kami untuk Afrika,” tambahnya.
Murah dan ringan
Sepeda
tersebut tidak hanya sangat murah untuk dibuat, mereka juga sangat
ringan dan tidak perlu untuk disesuaikan atau diperbaiki, roda solid
yang dibuat dari karet yang didaur ulang dari ban mobil bekas tidak akan
bisa bocor, ujar Elmish.
“Sepeda ini juga tidak perlu dirawat
dan disesuaikan, tanpa rantai, dan roda juga tidak perlu ditambah
anginnya serta dapat awet hingga 10 tahun,” katanya.
Sebuah
sepeda karton ukuran penuh akan berbobot sekitar 9 kg, lebih ringan
dibandingkan rata-rata sepeda yang terbuat dari logam yang berbobot
sekitar 14 kg.
Sepeda urban, yang sama dengan “Boris bike” di
London dan di negara lain, akan dilengkapi dengan motor elektrik. Para
komuter akan membeli dan menggunakannya dalam perjalanan mereka serta
dapat dibawa pulang atau ke tempat kerja untuk bisa diisi ulang.
Ia mengatakan bahwa sepeda tersebut akan sangat murah, tidak peduli berapa lama mereka bertahan.
“Sehingga
Anda beli satu, gunakanlah untuk setahun dan Anda dapat membeli satu
lagi, serta jika rusak, Anda dapat mengembalikannya ke pabrik dan
mendaur ulangnya,” ujarnya.
Gafni memperkirakan bahwa di masa
depan, karton bisa saja digunakan untuk membuat mobil dan bahkan pesawat
terbang, “namun itu masih akan sangat lama terwujud.”
“Kami
masih di tahap awal dan dari sini visi saya adalah untuk melihat karton
menggantikan logam... dan beberapa negara saat ini yang tidak memiliki
uang, akan mampu mendapatkan manfaat dari kegunaan bahan-bahan ini,”
tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar